Ulasan Buku God and the State (Tuhan dan Negara) karya Mikhail Bakunin



God and the State (Tuhan dan Negara) adalah salah satu karya paling terkenal dari Mikhail Bakunin, tokoh anarkisme Rusia abad ke-19. Ditulis sekitar tahun 1871 dan diterbitkan secara anumerta, buku ini merupakan kritik tajam terhadap agama dan otoritas negara. Bakunin menggambarkan bagaimana institusi keagamaan dan negara sama-sama menindas kebebasan manusia.

Penolakan terhadap Agama yang Terinstitusi

Bakunin melihat agama sebagai alat kontrol sosial yang menundukkan manusia pada kehendak ilahi yang dikonstruksi oleh para elit religius. Ia menolak keberadaan Tuhan bukan semata karena ateisme filosofis, tetapi karena menurutnya konsep Tuhan digunakan untuk melegitimasi penindasan.

"Jika Tuhan benar-benar ada, manusia akan menjadi budak. Tapi manusia adalah bebas, maka Tuhan tidak ada."

Ini merupakan penegasan bahwa kebebasan manusia tidak bisa dikompromikan oleh keberadaan entitas transendental yang absolut. Bakunin berpendapat bahwa agama dan negara berjalan beriringan: agama menciptakan otoritas metafisik, sedangkan negara menerapkannya dalam bentuk kekuasaan politik. Negara menjadi perpanjangan dari tirani religius.

"Tuhan adalah sang penguasa tertinggi; negara hanyalah cerminan dari ketuhanan itu di bumi, dengan raja sebagai wakilnya."

Ia menganggap bahwa menyerah pada negara sama artinya dengan menyerah pada Tuhan — keduanya merupakan bentuk pengingkaran terhadap kebebasan individu.

Terkait ilmu pengetahuan dan emansipasi, Bakunin tidak menolak ilmu pengetahuan, tetapi ia menentang otoritas ilmuwan jika mereka menjadi "imam-imam baru". Ia percaya pada akal manusia dan pengalaman kolektif sebagai dasar pengetahuan yang bebas.

"Kita tidak menolak ilmu; kita menolak keimamatan ilmu."

Baginya, ilmu harus bersifat pembebasan, bukan pembenaran bagi tatanan hierarkis baru.

Bakunin mendorong revolusi sebagai sarana untuk menghancurkan otoritas-otoritas palsu, baik agama maupun negara. Ia melihat anarkisme sebagai bentuk paling murni dari kebebasan dan keadilan sosial.

"Kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidakadilan; sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebiadaban."

Bahasa Bakunin dalam buku ini tajam, penuh gairah, dan sangat polemis. Ia bukan sekadar menulis argumen logis, tetapi juga menyerang dengan semangat revolusioner. Hal ini menjadikan God and the State sebagai bacaan wajib dalam sejarah pemikiran anarkis dan antiotoritarianisme.

God and the State adalah karya yang menggugat akar-akar otoritas, baik metafisik maupun politik. Bagi Bakunin, kebebasan adalah nilai tertinggi, dan segala bentuk hierarki yang tidak didasarkan pada persetujuan bebas adalah bentuk penindasan. Buku ini tetap relevan dalam wacana kritik terhadap kekuasaan, baik dalam bentuk negara, agama, maupun elitisme ilmiah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Punk's Not Dead: Punk Tidak Mati, Ia Ber-evolusi

Ulasan Buku Eksistensialisme dan Humanisme karya Jean Paul Sartre

Enigmakrostik oleh Andi Fitriyanto