Punk Parokial: Resurjensi Kesalehan, Deklinasi Idealisme, Mistifikasi Perjuangan, dan Bias Kemanusiaan
Mengamati fenomena mereka yang melabel diri sebagai anak punk, musisi punk, hingga yang bangga melabel diri seorang sosialis hingga anarkis yang pro-Palestina atau pro-Hamas itu amat sangat menggemaskan. Punk yang berkubu pada gambaran besar kedamaian, kesetaraan, dan kemanusiaan tidak semestinya terjerembab dalam dangkalnya keberpihakan kepada kubu otoritarian beragenda supremasi golongan. Seorang punk, sosialis, dan anarkis sepatutnya skeptis dan kritis menyangkut narasi-narasi mistifikasi semacam ini. Agen perdamaian independen seharusnya mampu mengidentifikasi keresahan utama perihal siapa yang menjadi korban dogma, agenda, dan propaganda picik para tiran, hegemon, dan despot pendamba supremasi agama berkedok humanisme ini. Di sinilah esensialnya literasi terhadap kontranarasi, agar benak tidak masif dijejali satu sisi warta semata. Punker lokal varian ini biasanya tumbuh dengan pupukan sistematis dan masifnya dalil-dalil kelangitan yang fasis, rasis, serta sumpah serapah mantra do...